Semenjak adanya Corona, kehidupan kita mulai beradaptasi yaitu kehidupan dengan adaptasikebiasaan baru (New Normal). Berbagai kegiatan harus bertema new normal seperti memakai masker, berjarak, hingga berimigrasinya kita ke dunia dalam jaringan.
Dunia dalam jaringan
tak bisa terpisahkan dari digital. Semua lini aktivitas mulai digitalisasi,
mulai dari pendidikan dengan belajar via daring, belanja online dengan aplikasi digital, hingga pelayanan pemerintahan juga ikut bertranformasi ke
digitalisasi.
Sebenarnya,
digitalisasi sudah berdampingan dalam kehidupan kita sejak era smartphone datang. Hanya saja masih
jarang orang yang memanfaatkannya. Orang-orang masih latah dengan kemajuan
digital. Belanja online, kuliah online, hingga ojek online terasa asing di
telinga kita. Padahal digitalisasi sangat membantu efesiensi semua kegiatan.
Respon lambat dari
kemajuan digital membuat orang-orang semakin latah. Rhenaldi Kasali menyebutkan
era digitalisasi sudah tumbuh subur pada abad 21 namun sangat berlawanan dengan
mindset kebanyakan orang yang tak kunjung sadar adanya perubahan karena
digitalisasi.
Adanya corona,
mempercepat orang-orang untuk digitalisasi. Sebuah kebiasaan baru dalam Era
Internet of Things.
‘’Tak ada yang tak
bisa diubah sebelum dihadapi, motivasi saja tidak cukup.’’
Sadar atau tidak, kita
sekarang tak sekadar menjalani new normal, kita juga sedang mulai melek dengan
disruption. Sebuah istilah yang menjadi momok para pebisnis karena adanya
perubahan berbagai sector karena digitaliasi.
Masih tentang Rhenaldi
Kasali dalam bukunya disruption, ia mengatakan disruption bukan saja teori,
tetapi evolusi menjadi strategi yang vital dan menuntut mindset baru. Dalam
penerapannya, disruption akan bertarung melawan berbagai kepentingan, alasan,
kekuatan, dan cara pikir lama.
Banyak pihak, termasuk
pemerintah latah akan disruption. Respon yang lambat hingga keputusan yang asal
ada. Terlihat dari kebijakan yang tumpah tindih, hingga pajak dadakan untuk
para influencer, olshop, dan pelaku-pelaku bisnis digital lainnya.
Kini perubahan terjadi
cepat dan besar-besaran. Bisa jadi karena danya Corona. Semua masyarakat hingga
pemerintah mau tidak mau sadar akan disruption dan menghadapinya secara nyata.